Wednesday 8 July 2015

YLKI: Klorin Pada Pembalut Bisa Picu Kemandulan



Penelitian oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia menunjukkan sebagian besar pembalut yang umum beredar di pasaran mengandung klorin yang membahayakan kesehatan. Menanggapi hal itu, dr. Sita Daniswati Utari SpOG, Spesialis Kebidanan dan Kandungan RS Evasari mengatakan, selain klorin yang ada pada pembalut dan pantyliner bisa menyebabkan iritasi, klorin ternyata bisa menyebabkan kemandulan.

“Kandungan klorin yang ada pada pembalut bisa juga memunculkan penyakit PID (elvic inflamatory disease) atau radang panggul. Radang panggul ini nantinya dpaat menimbulkan masalah reproduksi, salah satunya endometriosis yang bisa memicu kemandulan,” kata dr. Sita.

Di pembalut sendiri, bahan yang digunakan tidak semuanya terbuat dari kapas, tetapi juga ada campuran bubuk kayu dan limbah pakaian yang mengandung klorin. Menurutnya, klorin tidak hanya mengiritasi mukosa (selaput lendir) pada vagina, tetapi jika bereaksi, klorin bisa menyebabkan terjadinya dioksin yang bisa memicu kanker pada organ reproduksi wanita.

“Sebenarnya batasan kadar aman klorin itu ada pada angka 0,01 ppm. Sedangkan pembalut yang beredar kisaran 5-55 ppm. Tentu para perempuan harus lebih waspada dalam memilih pembalut,” ungkap dr. Sita.

Dr. Sita menilai, paparan klorin yang tidak terlalu sering masih bisa ditolererir oleh tubuh. Namun, apabila pemakaian pembalut ataupun pantyliner dipakai rutin tiap bulan, risiko terserang penyakit semakin besar. “Jadi semua tergantung pada tingkat dan durasi paparan klorin yang bersifat korosif dan mengiritasi,” katanya.


Friday 22 May 2015

Semangat Cinta Sumarsih Bangkitkan Kembali Perjuangan Anaknya



Bertepatan dengan 17 tahun penggulingan masa jabatan Soeharto, ribuan massa melakukan demo di depan Istana Negara. Menggunakan almamaternya, mahasiswa dari berbagai universitas itu menuntut kinerja Presiden Jokowi yang dinilai belum sesuai harapan itu.

Namun di tengah mahasiswa beralmamater itu, ada sekelompok orang yang didominasi ibu-ibu dan bapak-bapak berbaju hitam dengan memegang payung hitam. Sejak pukul 16.00 WIB, mereka berdiri di depan Istana Negara. Seperti tak kenal takut, mereka tetap berdiri di sana meskipun ada unjuk rasa.

Ternyata Kamis kemarin merupakan hari Kamis ke-396 mereka berdiri dalam diam menunggu empati negara sejak aksi pertama digelar pada 18 Januari 2007. “Ini adalah hari Kamis ke-396 kali saya dan kawan-kawan berdiri. Tak masalah ada unjuk rasa sekalipun. Sekarang sudah masuk tahun ke sembilan, kami tak akan berhenti. Siapa tau mereka bisa tergerak dan bahkan menyuarakan aksi kami di tempat lain,” ungkap Maria Katarina Sumarsih (65), wanita berambut putih yang saat itu berada di tengah-tengah Aksi Kamisan.

Sumarsih, begitu biasa ia dipanggil adalah motor perjuangan para korban pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di masa lalu. Mewakili anaknya yang menjadi korban penembakan Tragedi Semanggi 1, Bernardus Realino Norma Irmawan, ia tak kenal lelah memperjuangkan kebenaran dan keadilan terhadap anak dan korban lainnya. Tak masalah baginya menempuh perjalanan yang cukup jauh dari daerah Meruya Jakarta Barat ke Istana Negara demi melakukan Aksi Kamisan itu.

Bersama para korban dan keluarga korban pelanggaran HAM dari tragedi 65, Tragedi Mei 98, hingga kasus Trisakti- Semanggi I dan II, mereka tidak berorasi, tidak pula melakukan aksi teatrikal layaknya peserta unjuk rasa lainnya.

“Ini merupakan cara saya dan teman-teman korban lain untuk bertahan dalam memperjuangkan penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM yang hingga saat ini belum menemukan titik terang,” ungkapnya.

13 November 1998 menjadi hari kelabu bagi dirinya. Wawan yang saat itu sedang ikut aksi Menolak Sidang Istimewa MPR ditembak di halaman kampusnya Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta dengan peluru tajam standar ABRI. Padahal saat itu ia sedang menolong korban yang ditembak kakinya. Karena sosoknya yang bersahaja dan memiliki jiwa sosial yang tinggi, hal itu membuat hati Sumarsih tergerak untuk melanjutkan perjuangannya.

“Menjadi orang tua Wawan membuat saya bangga terhadap apa yang dilakukannya semasa hidupnya. Sebagai orang tua, saya berniat melanjutkan perjuangan Wawan demi mewujudkan agenda reformasi ketiga, yakni penegakan supermasi hukum,” kata Sumarsih.

Sebagai gambaran perkembangan kasus, April lalu Jokowi sudah membuat Tim Gabungan Penyelesaian Kasus Pelanggaran HAM yang terdiri dari Menkopolhukam, Kejagung, POLRI, Mabes TNI, dan Komnas HAM. Keluarga korban yang saat ini masih memperjuangkan keadilan sempat dibuat berkelit mengenai teknik penyelesaian kasus tersebut.

Menurutnya Sumarsih, penyelesaian kasus tersebut tidaklah rumit. Asal ada niat,  keberanian, dan kejujuran, kebenaran bisa terungkap. Namun, jika ketiganya tidak dilakukan, maka apa yang dilakukan korban tidak akan terwujud. “Di sini kami akan tetap dan selalu berjuang mencari kebenaran, keadilan, dan juga melawan impunitas, yakni situasi dimana kejahatan maupun pelaku kejahatan dibiarkan bebas tanpa pertanggungjawaban atau hukuman,” kata Sumarsih.

Peristiwa Semanggi yang merenggut nyawa putranya itu pun telah mengubah hidupnya secara drastis, dari seorang pegawai negeri yang tidak pernah bersentuhan dengan dunia politik menjadi seorang aktivis hak asasi manusia. Kini saat sudah pensiun dari pekerjaannya, Sumarsih tak pernah berhenti menyelesaikan segala kasus. Ada saja pekerjaan yang dilakukannya. Tak hanya kasus yang menimpa anaknya, melainkan juga kasus pelanggaran HAM lainnya.

“Beberapa kali, saya sudah membuat tulisan mengenai pelanggaran HAM. Mahasisawa pun juga pernah mendatangi saya sebagai narasumber mereka dalam skripsinya,” katanya.

Saat ditanya sampai kapan Aksi Kamisan itu akan dilakukan, Sumarsih tersenyum. Meski sempat ada kesepakatan akan berakhir sampai hanya tiga orang yang berdiri di depan Istana, namun sampai sekarang aksi tersebut masih saja berlangsung karena jumlahnya yang tidak pernah kurang dari lima orang.

“Aksi ini akan berhenti bila Presiden membuat pengadilan HAM Ad-Hoc sehingga bisa mengadili kasus-kasus pelanggaran HAM seperti Tragedi 1965/1966, kasus Tanjung Priok 1984, kasus Talangsari 1989, kasus Trisakti 1998, kasus Semanggi I dan II 1988-1999, dan kasus pembunuhan Munir 2004,” ungkap Sumarsih.

Kini SBY sudah tidak lagi menjabat sebagai presiden. Kedudukannya telah digantikan dengan Presiden Joko Widodo yang telah dilantik sebagai pemimpin baru di negeri ini. Sumarsih pun sangat berharap pada  Presiden baru agar bisa segera menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM yang hingga saat ini masih menjadi utang negara. Ia berharap agar nawacita yang dikampanyekan Jokowi bukan malah menjadi duka cita.

“Komitmen Jokowi-JK untuk menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM pada masa lalu dan menghapus semua bentuk impunitas tertuang dalam dua butir, yakni butir ff dan gg. Untuk itu, saya meminta adanya proses pembentukan pengadilan HAM Ad-Hoc untuk mengadili kasus-kasus pelanggaran HAM yang belum terselesaikan hingga saat ini. Selain itu, Jaksa Agung yang baik juga perlu merekomendasikan kepada Presiden untuk menerbitkan Keppres pembentukan Pengadilan HAM Ad-Hoc,” katanya.

Dengan semangat cinta lah, Sumarsih tetap bersemangat melanjutkan perjuangan Wawan dan kawan-kawannya yang belum selesai.

“Meski anak-anak dan saudara kami telah meninggal, tragedi itu memiliki makna. Bermakna sebagai penegak hukum yang termuat di agenda reformasi ketiga yang diusung mahasiswa pada tahun 1998. Ini yang sedang kami perjuangkan,” katanya.



Dimuat di MajalahKartini.co.id
LINK : http://majalahkartini.co.id/berita/peristiwa/teriakan-keluarga-korban-pelanggaran-ham-dalam-aksi-kamisan?page=1

Monday 18 May 2015

Isi Kegiatan Keluarga di Akhir Minggu dengan Pergi ke Museum



Bingung ke mana berakhir pekan dengan keluarga? Cobalah ajak anak Anda ke museum. Di Museum Nasional, selain Anda melihat berbagai artefak, Anda pun juga bisa mengikuti berbagai acara yang sudah dipersiapkan khusus untuk buah hati Anda.

Intan Mardiana, Kepala Museum Nasional mengatakan, sejak 2014, sudah ada program Akhir Pekan @Museum Nasional di museum yang terletak di Jalan Medan Merdeka Barat itu.

"Kegiatan akhir pekan @Museum Nasional adalah satu program tahunan yang telah memasuki tahun keduanya. Dengan menangkat tema dari artefak pilihan, pengunjung dapat menambah pengetahun sejarah dan fakta-fakta dibalik artefak yang ada di Museum Nasional," katanya.

Kegiatan ini memanfaatkan momen Car Free Day yang diberlakukan setiap Minggu. "Kita membuka 3x pertunjukan pada hari Minggu, yakni pukul 09.30, 10.30, dan 11.30. Jam-jam segitu diberlakukan karena kami yakini masih banyak orang yang melewati museum ini dari momen CFD," kata Intan.

Sudah rutin kegiatan akhir pekan di museum ini diselenggarakan. Setelah bulan lalu menyelenggarakan teater musikal dengan mengangkat tema legenda Asmat, akhir Mei nanti pun teater rakyat dengan tema petualangan Ken Arok akan turut dilaksanakan

Diakui Intan, anak-anak memang menyenangi sesuatu yang cerlang-cerling, terang, dan megah. Karena hal itulah, terpikir sesuatu untuk membuat berbagai program demi menumbuhkan minat mereka agar gemar mengunjungi museum. Tak hanya anak, tapi juga berbagai tingkat usia.

Selain itu, Museum Nasional juga membuat area khusus anak-anak berkarya dan bermain. Tempat ini dinamakan Kid's Corner. Diakui Intan, pendidikan dan rasa cinta terhada budaya Indonesia sepatutnya sudah ditanamkan sedari kecil.

"Tempat ini sudah ada sejak Agustus lalu. Kid's Corner ini dilengkapi dengan 5 stan, yakni stan mewarnai dan menggambar, stan alat musik tradisional, stan permainan tradisional, stan membatik dan stan lukis. Di sini, anak-anak bisa langsung menuangkan kreativitss mereka pada media yang disediakan," kata Intan.

Kegiatan ini pun secara tidak langsung bisa meningkatkan minat kunjungan dan apresiasi masyarakat terhadap koleksi budaya museum serta kecintaan terhadap keberadaan Museum Nasional. Ini terbukti dari rata-rata pengunjung yang bertambah signifikan tiap tahunnya. Jika sebelum tahun 2014 pengunjung yang hadir sebanyak 200.000, pada 2014 melonjak menjadi 245.000.

"Jumlah pengunjung yang datang saat ini menunjukkan kenaika dengan adanya gagasan program tersebut. Di sini kita melihat program tersebut ternyata memang diminati masyarakat," katanya.

Dengan diberikannya program-program itu, ia pun mengharapkan kepada para orang tua agar turut menumbuhkan rasa gemar ke museum sejak anak masih kecil. Ini dilakukan supaya anak mereka bisa menjadi anak Indonesia dan tahu peradaban Indonesia sejak kecil. Karena hal seperti ini tidak bisa ditemukan di tempat lain, melainkan di museum.

"Kekayaan bangsa bisa dilihat di museum. Untuk itu, tanamlah cinta budaya dan nasionalisme pada buah hati Anda dengan berkunjung ke museum," katanya.



Dimuat di MajalahKartini.co.id
LINK : http://majalahkartini.co.id/berita/peristiwa/isi-kegiatan-keluarga-di-akhir-minggu-dengan-pergi-ke-museum

Wednesday 29 April 2015

Begini Sindikasi Praktik Jual Beli Seks Online

 End Child Prostitution, Child Porography, and Trafficking of Children for Sexual Purpuses (ECPAT) Indonesia mengklasifikasikan empat model dalam sindikasi jual beli seks anak online. Dalam mengklasifikasinnya, Ahmad Sofian, Koordinator Nasional ECPAT Indonesia mendapatkannya dari penelitian yang dilakukan di 3 kota besar, yakni Jakarta, Bandung dan Surabaya.

Metode yang dilakukan adalah dengan cara wawancara terhadap 14 anak yang menjadi korban eksploitasi seksual online, sejumlah polisi, kementerian dan dinas terkait, usaha wisata, hotel, serta aktivis anak yang ada di tiga kota itu. Dilakukan pula diskusi kelompok terfokus dan juga studi terhadap sejumlah media.

Model pertama yang digunakan, sindikat perdagangan seks merekrut anak dan memasarkan ke media sosial. Hal ini seperti yang pernah terjadi di Apartemen Kalibata beberapa hari yang lalu.

"Dalam kasus ini, sang pelaku sindikat perdagangan seks awalnya mengontak pekerja seks di bawah umur untuk membuat kesepakatan melakukan seks online tersebut. Jika setuju, sindikat perdagangan seks akan memasarkan foto mereka di media sosial. Apabila pelanggan datang, maka sindikat perdagangan seks beraksi menyiapkan pekerja seks yang ada," ungkapnya.

Model yang kedua adalah membuat web berbayar. Tidak sembarang orang bisa masuk ke akun itu. Seseorang hanya bisa masuk jika sudah membayar dan menjadi member.

"Jika sudah terdaftar, maka pengguna bisa mengakses segala hal yang berhubungan dengan seks," kata Sofian.

Model berikutnya, sindikat perdagangan seks mengundang dan mengambil foto anak untuk nantinya dijual ke jaringan pedofil. Sofian mencontohkan, saat sekumpulan anak diundang ke suatu tempat, sindikat perdagangan seks itu nantinya mengambil foto mereka saat memakai bikini, dan diperjualbelikan.

Dan model keempat, sindikat perdagangan seks mencari anak melalui iklan dan mengambil foto anak itu secara profesional. Nantinya, foto tersebut dijual ke pengelola web porno di luar negeri.

Dari hasil penelitiannya di tiga kota itu, ditemukan sejumlah pembeli seks anak dan sindikat perdagangan seks mendistribusikan gambar-gambar porno anak ke media sosial, blog, web, dan juga youtube di kota Jakarta.

"Bahkan ditemukan, sejumlah pelajar melakukan hal yang sama," katanya.

Sedangkan di Bandung dan Surabaya, ditemukan ratusan sindikat perdagangan seks yang memasarkan anak secara online. Bahkan gambar anak-anak yang mengandung konten seksual diperjual belikan ke luar negeri.



Dimuat di MajalahKartini.co.id
LINK : http://majalahkartini.co.id/berita/peristiwa/begini-sindikasi-praktik-jual-beli-seks-online

Thursday 23 April 2015

KPAI : Ekspresikan Kelulusan UN Dengan Hal Positif

Komisioner Komisi Pelindungan Anak Indonesia (KPAI) Rita Pranawati mengimbau kepada pihak sekolah untuk mengisi waktu luang mereka dengan kegiatan yang bermanfaat. Ia menilai, sekolah punya peran penting untuk memberi aktivitas positif dan mengedukasi siswanya. Meskipun ada kekosongan waktu setelah melaksanakan UN, sekolah bisa memberikan aktivitas yang positif. Dengan begitu, anak bisa mengekspresikan hobinya di waktu kosongnya itu.

“Tentu tidak sedikit dari mereka yang bingung harus berbuat apa setelah lulus. Untuk itu, sekolah bisa memberikan aktivitas yang positif untuk mengisi waktu mereka. Bisa itu ekspresi seni, olahraga, atau bisa juga memberi persiapan mereka untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi,” katanya.

Selain itu, orang tua juga memiliki peran penting dalam mengawasi anak-anaknya. Orang tua penting memberikan rambu-rambu mana yang boleh dilakukan atau tidak terhadap anaknya.

“Orang tua punya tanggung jawab penuh terhadap anaknya. Mereka tetap harus mendidik dan mengawasi anaknya. Misalnya anak mau pergi kemana, orang tua harus mengetahuinya,” kata Rita.

Hari ini, beredar di berbagai social media print screen undangan kepada pelajar SMA di Jakarta dan Bekasi untuk merayakan UN dengan pesta bikini di sebuah hotel di Jakarta. Menanggapi kasus itu, Rita mengaku prihatin. Meskipun mereka belum dinyatakan lulus, mereka malah mengekspresikan kesenangannya dengan cara yang salah.

“Kami jelas menyesalkan adanya acara seperti itu. Padahal, mereka semua adalah anak-anak terdidik,” katanya.

“Banyak hal negatif yang bisa muncul dari pesta itu. Bisa paparan pornografi, narkoba, seks bebas dan banyak hal lain,” aku Rita.

Tahun ini, Ujian Nasional (UN) tidak lagi menjadi satu-satunya penentu kelulusan. Banyak faktor yang bisa membuat seseorang dinyatakan lulus atau tidak. Meskipun demikian, banyak anak-anak yang menilai UN sebagai sebuah tekanan. Dari situ, timbulah hasrat untuk meluapkan hal tesebut.



Dimuat di MajalahKartini.co.id
LINK : http://majalahkartini.co.id/berita/peristiwa/kpai-ekspresikan-kelulusan-un-dengan-hal-positif

Saturday 11 April 2015

Mengenal Beragam Komunitas Instagram

INSTAGRAM tumbuh organik sebagai jejaring sosial yang tidak hanya berbagai foto, juga wadah untuk berkumpulnya berbagai komunitas. GEN SINDO berhasil merangkum beberapa dari sekian banyak komunitas yang cukup hitsdi Instagram. Siapa saja mereka?

SQUAREGRAPHER 
Squaregrapher adalah komunitas yang selalu mengunggah foto dengan ukuran 1:1 atau kotak. Bill Satya dan Galuh Tennes menciptakan hashtag #Squaregrapher yang kini sudah digunakan lebih dari 254.000 kali. ”Awalnya cuma iseng. Ternyata seminggu hashtag #Squaregrapher sudah dipakai 5.000 kali. Anakanaknya solid dan ingin terus kumpul, makanya dibentuklah komunitas ini,” tutur Galuh. Tema Squaregrapher tidak dibatasi. Adapun yang jadi tantangan utama adalah caranya menempatkan objek dengan tepat. ”Instagrammers harus membuat foto kotak seindah, sebagus, dan seasli mungkin walau tidak menutup kemungkinan dengan editing,” papar Galuh. Setiap 3 bulan sekali Squaregrapher menggelar photowalk bersama. Ada pula gathering di HUT Squaregrapher. Galuh mengaku menjalankan konsep komunitas ini seperti keluarga, tanpa membeda-bedakan followernya.

iPHONESIA
Berdiri pada 29 November 2010 oleh Aries Lukman, komunitas yang memiliki kepanjangan iDevices Photographer Indonesia ini awalnya hanya khusus untuk pengguna perangkat Apple. Namun, seiring berjalannya waktu, pengguna device jenis apa pun bisa bergabung. Community Manager Mashury Hardy mengatakan, iPhonesia membuka diri dan mengundang pengguna Android untuk bergabung dengan komunitas. ”Dari bio Instagram pun, kami mencantumkan open for all device. Dari yang sebelumnya iDevices Photographer Indonesia, kini menjadi Mobile Photographer Indonesia,” sebutnya. Bagi anggota aktif mereka, ada sekitar 70 orang-100 orang dari 42 ribu follower. Nah yang unik, iPhonesia tak melulu bicara foto. Namun, juga berbagai konten dan kegiatan unik. Mulai memilih foto terbaik harian iPhonesia of the Day (#iotd), foto menunjukkan semangat #iPhonesiaMorningGreeting, kompetisi bulanan #iPhonesiaLeague, serta iPhonesia Article yang berisi info dan tips di dunia mobile photography. Dan juga ada beberapa kegiatan offline yang dibuat oleh komunitas ini.

JOURNESIA 
Jika kamu tertarik melihat keindahan alam Indonesia dari berbagai daerah, maka Journesia-lah tempatnya. Aktif sejak Oktober 2014, akun ini bertujuan mempromosikan wisata Indonesia. ”Kami ingin jadi wadah dan kolaborator bagi pelaku industri pariwisata di Indonesia,” sebut Ade Chrisnadhi, pendiri Journesia. Journesia sudah memiliki 11.400 followers. Tidak hanya di Instagram. Journesia juga memiliki platform ngeblog untuk para travellers, travel bloggers, dan travel photographers untuk berbagi cerita dan foto-foto perjalanan di Indonesia. Menggunakan bahasa Inggris, situs Journesia.com berharap agar kontennya bisa lebih global dan lebih banyak wisatawan asing yang tertarik datang ke Indonesia. Hashtag #journesia telah dipakai 76.000 kali. Mereka memajang berbagai foto inspiratif setiap hari, serta mewawancara traveler yang dianggap inspirator. Journesia juga membuka kesempatan untuk gerakan yang sifatnya sosial dan nonkomersial untuk mempromosikan aktivitas mereka secara gratis di akun ini.



Dimuat di KORAN SINDO pada Tanggal 11 April 2015
LINK : http://www.koran-sindo.com/read/988041/149/mengenal-beragam-komunitas-instagram-1428724677

Eksplorasi Kreativitas di WWIM



MARET lalu World Wide Instameet (WWIM) kembali digelar di seluruh dunia. Inilah acara yang diinisiasi oleh akun resmi @Instagramsecara serentak selama 2-3 kali setahun.

Tujuan acara yang sudah 11 kali dihelat itu adalah mempertemukan Instagramersdi seluruh dunia. Mulai komunitas, individu, hingga pengguna gadgetapa pun untuk saling kenal, berbagi, dan mengeksplorasi kreativitas. Hashtag #WWIM11 menunjukkan keseruan Instameetdari berbagai negara. Termasuk juga tagar seperti #WWIM11_athens, #WWIM11GH,dan #WWIM11 Indonesia yang spesifik untuk masing-masing negara.

Menurut akun @instagram, Indonesia adalah negara yang paling antusias dan paling banyak partisipannya. Peserta terbanyak lain diikuti Amerika Serikat, Italia, Spanyol, Brasil, dan Malaysia. Instagrammemang sangat mendukung komunitas yang tercipta dari media sosial mereka. Tagar #communityfirstdirilis selain #WWIM. Terbukti, sejumlah komunitas memang datang dan menyemarakkan #WWIM11di Jakarta.

Misalnya @squaregrapher, @indovidgram, @indomusikgram, @urbexpeople, @streetmania,hingga @visitandshot. Menggunakan dresscodemonokrom, seluruh peserta memenuhi car free day (CFD) di kawasan Bundaran HI pada 22 Maret lalu. ”Bundaran HI merupakan kawasan yang luas dan mudah diakses untuk semua orang saat CFD,” ujar koordinator acara WWIM, Galuh Tennes.

Instagrammers yang didominasi usia remaja ini hadir dengan membawa kameranya masingmasing. Membawa segala atribut untuk memotret, hunting bersama, dan berkenalan satu sama lain. Termasuk juga selebgram seperti Bena Kribo. Tujuan awal diadakannya WWIM, menurut Galuh, memang untuk mempersatukan semua Instagrammers agar bisa saling kenal.

Sehari sebelumnya, Instameet juga dihelat di sekitaran Stadion Gelora Bung Karno, Senayan. Ulie, host acara, menggunakan tagar #gw kenal sama. ”Tagar itu dipakai karena inti dari WWIM sendiri adalah kenalan. Peserta yang hadir diwajibkan untuk berkenalan satu sama lain dengan mengupload foto teman baru mereka ke Instagram menggunakan hashtag tersebut,” kata Ulie.

Di hari itu ada 70 Instagrammers yang datang. Mengusung tema “in fashion”, ada juga sesi photoshoot ala fashion dan fashion show. Salah satu peserta WWIM,Reza W Ramadhan, mengaku sudah tiga kali mengikuti ajang akbar dari Instagramini. Pemilik akun @piskr ada ini mengaku mewakili komunitas @explorelombok.

“Waktu event WWIM dua tahun lalu, aku ikutan di Lombok. Karena sekarang menetap di Jakarta, makanya aku coba ikut di sini. Acaranya enggak kalah seru,” tutur Reza.


Dimuat di KORAN SINDO pada Tanggal 11 April 2015
LINK : http://www.koran-sindo.com/read/988044/149/eksplorasi-kreativitas-di-wwim-1428724818