Wednesday 8 July 2015

YLKI: Klorin Pada Pembalut Bisa Picu Kemandulan



Penelitian oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia menunjukkan sebagian besar pembalut yang umum beredar di pasaran mengandung klorin yang membahayakan kesehatan. Menanggapi hal itu, dr. Sita Daniswati Utari SpOG, Spesialis Kebidanan dan Kandungan RS Evasari mengatakan, selain klorin yang ada pada pembalut dan pantyliner bisa menyebabkan iritasi, klorin ternyata bisa menyebabkan kemandulan.

“Kandungan klorin yang ada pada pembalut bisa juga memunculkan penyakit PID (elvic inflamatory disease) atau radang panggul. Radang panggul ini nantinya dpaat menimbulkan masalah reproduksi, salah satunya endometriosis yang bisa memicu kemandulan,” kata dr. Sita.

Di pembalut sendiri, bahan yang digunakan tidak semuanya terbuat dari kapas, tetapi juga ada campuran bubuk kayu dan limbah pakaian yang mengandung klorin. Menurutnya, klorin tidak hanya mengiritasi mukosa (selaput lendir) pada vagina, tetapi jika bereaksi, klorin bisa menyebabkan terjadinya dioksin yang bisa memicu kanker pada organ reproduksi wanita.

“Sebenarnya batasan kadar aman klorin itu ada pada angka 0,01 ppm. Sedangkan pembalut yang beredar kisaran 5-55 ppm. Tentu para perempuan harus lebih waspada dalam memilih pembalut,” ungkap dr. Sita.

Dr. Sita menilai, paparan klorin yang tidak terlalu sering masih bisa ditolererir oleh tubuh. Namun, apabila pemakaian pembalut ataupun pantyliner dipakai rutin tiap bulan, risiko terserang penyakit semakin besar. “Jadi semua tergantung pada tingkat dan durasi paparan klorin yang bersifat korosif dan mengiritasi,” katanya.


No comments:

Post a Comment