Friday 29 November 2013

Bambu Juga Bisa Sekeren Ini



Bambu,Yes... Angklung, Yes... Yes... Indonesia, Aku Bangga! Begitulah semboyan yang terdengar dari seluruh anak-anak yang menjadi peserta dalam rangkaian acara Bambu Nusantara World Music Festivalyang ke-7 di Assembly Hall JCC, Senayan, Jakarta belum lama ini.

Pada siang yang terik itu, kami berdua mendapat kesempatan untuk meliput acara tersebut. Sebuah liputan yang membuka mata kami tentang betapa hebatnya tanaman bambu. Bambu ternyata bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam kegiatan, mulai menjadi alat musik, mainan, kerajinan tangan, hingga makanan. Saat datang ke Assembly Hall, hiasan bambu sudah menyambut kami di pintu depan. Masuk lebih dalam lagi, banyak anak-anak SD memainkan congklak, enggrang, gasing, dan lain-lain.

Look awesome! Setelah berkeliling, acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini ternyata menampilkan banyak sekali benda yang berbahan dasar bambu. Ada makanan dan minuman dari bambu, berbagai aksesori dari bambu, mainan dari bambu, alat musik dari bambu, hingga karya seni tulisan dari bambu. Indonesia memang terbukti terkenal dengan kekayaan budaya dan tradisinya.

Dalam rangka melestarikan alat musik bambu ini, ada beragam pertunjukan musik yang menggunakan alat musik berbahan dasar bambu, seperti angklung, sampe, dan suling. Untuk angklung, ada yang berupa angklung Padaeng yang masuk kategori diatonis. Nah yang menarik, ada penampilan bass bambu oleh Barry Likumahuwa. Benar-benar tidak sabar untuk menunggunya. Sebelum melihat permainan bass bambu, kami disuguhi penampilan siswa SD Kuda Laut memainkan angklung.

Ternyata tak hanya lagu daerah yang mereka mainkan, mereka juga memainkan lagu-lagu modern, seperti Garuda di Dadakudan Bunda. Suara tepuk tangan turut bergemuruh di ruangan Assembly Hall siang itu. Penampilan mereka sangat memukau dan memberikan pesan bahwa alat musik tradisional tak hanya untuk memainkan lagu tradisional, lagu modern pun dapat dibawakan menggunakan alat musik ini.

Merasa penasaran, kami pun bertanya kepada salah satu murid SD yang memainkan angklung itu. “Enggak susah kok mainnya. Aku sama teman-teman latihan selama satu tahun,” celoteh Raras, si bocah SD dengan polosnya. Kekaguman kami bertambah setelah mengetahui Raras masih kelas 5 SD. Kami jadi ingat, dulu waktu SD, kami tidak punya kegiatan untuk bermain angklung di sekolah.

Berlanjut ke acara selanjutnya, masih pertunjukan angklung. Namun, kali ini pertunjukannya menjadi lebih istimewa karena yang memainkan angklung adalah anak-anak berkebutuhan khusus dari Ikatan Sindroma Down Indonesia (ISDI). Lagu pertama yang mereka mainkan adalah Bundaciptaan Melly Goeslaw. Ada rasa haru yang muncul ketika mereka memainkan lagu tersebut. Kami pun sempat dibuatnya terdiam dan merasakan keharuan yang muncul.

Setelah itu, mereka memainkan lagu kedua, We Are The Champion. Mereka terlihat begitu bersemangat memainkan lagu itu menggunakan angklung. Tepuk tangan tidak kalah gemuruh menyaksikan kegigihan mereka dalam memainkan angklung tersebut dengan sangat indah. Lalu saat yang ditunggu-tunggu datang juga. Sekitar pukul 16.00 WIB, Dwiki Dharmawan dan Barry Likumahuwa muncul ke atas panggung.

Penonton dan wartawan pun heboh. Dwiki Dharmawan and Friend dan Barry Likumahuwa tampil dengan apiknya. Alat musik yang ada cukup beragam, mulai angklung melodi, grand angklung, talempong, bass, perkusi, hingga sampe. Baru kali ini kami melihat pertunjukan yang berbeda, yaitu perpaduan musik tradisional dan musik modern. Nah yang membuat berbeda lagi, Barry memainkan bass bambunya. Benar-benar apik! Kemeriahan tidak berhenti di situ saja. Penampilan Maudy Ayunda dan Andien cukup menyita perhatian penonton.  *OLEH : DEASY AMALIA, NIKEN ARI PRAYITNO



Dimuat di Koran Sindo Edisi 7 September 2013 Halaman 8
LINK: http://www.koran-sindo.com/node/328277

No comments:

Post a Comment