Monday 2 December 2013

Street Human Levitation - Atraksi Melayang di Kota Tua




Kini, di Kota Tua, Jakarta, pengunjung tidak hanya dapat melakukan perjalanan sejarah dan kuliner. Bergeser sedikit ke arah kiri Museum Fatahilah, ada sejumlah manusia yang ”melayang” di atas tanah. Mereka adalah Street Human Levitation.

Komunitas Street Human Levitation berawal dari seniman jalanan. Mulanya, ada atraksi street artyang bernama humanoid(manusia patung). Seperti namanya, manusia patung ini jadi tontonan lewat aksi mereka berdiam seperti patung. Nah, supaya atraksi tersebut lebih menarik bagi penonton, maka aksi itu dibawa ke level berikutnya. ”Kami tambahkan sedikit trik levitasi (aksi melayang) ke street artini agar orang lebih suka,” ujar Jim Akay, 29, salah satu penggagas human levitation.

Street Human Levitation sebenarnya sudah sangat populer di kawasan Eropa maupun India. Bedanya, apa yang dilakukan Jim dan temantemannya adalah menggabungkan unsur Indonesia. Entah itu kostum daerah atau tokoh Indonesia tertentu. ”Pokoknya harus berbau lokal,” katanya. Di Indonesia, menurut Jim, perkembangan Street Human Levitation ini masih sangat minim. “Padahal aksi ini bisa menjadi tontonan yang unik dan menarik,” ungkap Jim.

Komunitas ini terbentuk belum lama, yakni pertengahan 2013. Selama perjalanannya, Jim dan para penggiat Street Human Levitation terus mencari dan mengembangkan trik baru agar aksi mereka lebih menarik. Menggali ide untuk Street Human Levitation, bagi Jim, tidaklah mudah. Dalam percobaannya, ia telah menghabiskan beberapa sepatu untuk melakukan trik melayang ini. Pertunjukkan yang acap menarik perhatian penonton ini memang baru dilakukan di lingkungan Kota Tua, Jakarta.

Tepatnya setiap Jumat hingga Minggu, pengunjung Kota Tua akan dikejutkan dengan atraksi manusia yang melayang di atas tanah. Setiap pertunjukan, kostum yang digunakan berbeda-beda. “Kadang kami menggunakan pakaian kasual, terkadang juga pakaian kantor. Kalau meniru tokoh, kami sering ambil Michael Jackson dan Pangeran Diponegoro,” ungkapnya.

Sebelum menekuni Street Human Levitation, Jim memang orang yang senang tampil di jalanan maupun di panggung sejak dia masih duduk di bangku SMA. Ia juga sempat aktif di teater. Pertunjukan di panggung tentu berbeda dengan pertunjukan jalanan. Di panggung, teknik apapun bisa disiasati karena jarak penonton dan atraktor yang jauh. Berbeda dengan pertunjukan jalanan yang jarak antara penonton dan atraktornya bisa 1-2 meter.

Karena street artmelakukan pertunjukan di jalan, Jim dan kawan-kawan terus mencari celah lubang supaya penonton tetap tidak bisa memahami apa yang sedang mereka lakukan. Penghasilan dalam sehari tidak terlalu dikalkulasikan olehnya. “Sebenarnya nominal habis untuk materi sendiri, seperti makan, kostum, dan lain-lain,” akunya. Untuk kehidupan sehari-harinya, ia mengaku sudah ada pekerjaan lain di luar atraksi melayangnya ini. “Senin-Jumat saya bekerja jadi fotografer di perusahaan ritel. Setelah pulang kantor hari Jumat sampai Minggu, barulah saya melakukan atraksi ini,” kata Jim.

Selama membuat kehebohan dengan aksinya yang tidak biasa itu, Jim dan kawan-kawan turut senang bisa memberikan hiburan. Terutama meramaikan Kota Tua agar masyarakat dapat mengunjungi distrik sejarah Kota Jakarta itu. Dari situ, ia bisa melatih mentalitas untuk berinteraksi dengan audiens. “Saya juga bisa lebih tau tentang karakter penonton yang berasal dari berbagai segmen itu,” ungkapnya.

Dalam setiap aksi yang dilakukan di jalan, ia memiliki tantangan pribadi, yakni interaksi dari penonton dan mental. “Kadang, teman sendiri sampai tidak mengenali saya,” ungkap Jim. Untuk ke depannya, Jim dan Street Human Levitation terus berusaha membuat banyak warna dari karyanya. Ia berharap kedepannya dapat menggali ide trik yang orang tidak akan bayangkan . I

a pun turut berharap agar pusat wisata kota Jakarta itu terus diramaikan oleh pengunjung. “Kalau saya berharap Kota Tua ini sendiri lebih banyak yang datang. Ada euforia, serta hiburan yang murah dan gratis,” tutupnya.*Deasy Amalia


Dimuat di Koran SINDO Edisi 16 November 2013 Halaman 8
LINK: http://www.koran-sindo.com/node/345020

No comments:

Post a Comment